Para Nabi adalah Orang-orang yang Terpilih dan Mereka Digantikan oleh Generasi yang Baik dan Buruk
Surah 19: Maryam (58 – 59)
Ayat 58
أُو۟لَـٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمَ ٱللَّهُ عَلَيْهِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّـۧنَ مِن ذُرِّيَّةِ ءَادَمَ وَمِمَّنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ وَمِن ذُرِّيَّةِ إِبْرَٰهِيمَ وَإِسْرَٰٓءِيلَ وَمِمَّنْ هَدَيْنَا وَٱجْتَبَيْنَآ ۚ إِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ ءَايَـٰتُ ٱلرَّحْمَـٰنِ خَرُّوا۟ سُجَّدًا وَبُكِيًّا
Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, iaitu para Nabi daripada keturunan Adam, dan daripada orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan daripada keturunan Ibrahim dan Israil, dan daripada orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.
Allah Ta’ala menyatakan bahawa para Nabi diberikan kenikmatan, kedekatan dengan-Nya dan kedudukan yang mulia disisi-Nya. Para Nabi yang dimaksudkan bukanlah Nabi-nabi yang disebutkan dalam surah ini sahaja tetapi semua Nabi ‘alaihimus salam sebagaimana firman-firman-Nya:
“……………Mereka itulah (para Nabi) yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka………….”
Al-An’am 6:83-90
“………..di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu……..”
Ghafir 40:78
Apabila mereka mendengar kalam Allah Swt yang mengandungi keterangan-keterangan, dalil-dalil dan petunjuk-Nya, nescaya mereka terus sujud kepada Rabb mereka dengan penuh ketundukan, ketenangan sambil memuji dan bersyukur atas nikmat-nikmat yang telah dianugerahkan kepada mereka.
Ayat 59
فَخَلَفَ مِنۢ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَٱتَّبَعُوا۟ ٱلشَّهَوَٰتِ ۖ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا
Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang buruk) yang mensia-siakan solat dan memperturutkan hawa nafsu mereka, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.
Sebelum ini, Allah Ta’ala menyatakan golongan para Nabi dan Rasul serta orang-orang yang mengikuti mereka sebagai golongan yang melaksanakan perintah dan ketetapan hukum-Nya.
Dalam ayat ini pula, Allah Ta’ala menyatakan telah datang sesudah mereka pengganti yang mengabaikan solat. Mereka mengikuti keinginan nafsu terhadap dunia dan kesenangannya. Orang-orang seperti ini akan mendapat kerugian pada Hari Kiamat.