Perdebatan antara Para Rasul dengan Orang Kafir dan Ancaman Mereka
Surah 14: Ibrahim (10 – 15)
Ayat 10
قَالَتْ رُسُلُهُمْ أَفِى ٱللَّهِ شَكٌّ فَاطِرِ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۖ يَدْعُوكُمْ لِيَغْفِرَ لَكُم مِّن ذُنُوبِكُمْ وَيُؤَخِّرَكُمْ إِلَىٰٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى ۚ قَالُوٓا۟ إِنْ أَنتُمْ إِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَا تُرِيدُونَ أَن تَصُدُّونَا عَمَّا كَانَ يَعْبُدُ ءَابَآؤُنَا فَأْتُونَا بِسُلْطَـٰنٍ مُّبِينٍ
Para Rasul mereka berkata, “Apakah ada keraguan terhadap Allah, Pencipta langit dan bumi? Dia menyeru kamu untuk diberi keampunan kepada kamu daripada dosa-dosamu dan menangguhkan (seksaan)mu sehingga sampai masa yang ditentukan.” Mereka berkata, “Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami juga. Kamu menghendaki untuk menghalang-halangi (memesongkan) kami daripada apa yang selalu diibadahi nenek moyang kami, oleh itu datangkanlah kepada kami bukti yang nyata.”
Para Rasul bertanya kepada orang-orang kafir bagaimanakah mereka masih meragui keesaan Allah Swt padahal Dia-lah Pencipta langit dan bumi. Dalil dan bukti daripada segala ciptaan-Nya merupakan petunjuk yang jelas serta dapat disaksikan secara langsung oleh hamba-hamba-Nya. Bukti-bukti tersebut menunjukkan kewujudan dan keesaan-Nya.
Selain Pencipta, Allah Ta’ala juga Maha Pengasih. Dia menyeru manusia agar beriman dan beramal soleh yang tidak dicampuri kesyirikan. Dia akan memberikan keampunan kepada mereka atas dosa-dosa mereka yang berkaitan dengan-Nya. Berkaitan dosa terhadap manusia lain, Dia hanya akan memberikan keampunan setelah hak-hak orang-orang yang dizalimi itu dikembalikan.
Allah Ta’ala juga menangguhkan seksaan sehingga waktu yang telah ditentukan dalam pengetahuan-Nya agar manusia beriman. Namun sekiranya mereka tetap berpaling, Dia akan menyegerakan kebinasaan dan azab terhadap mereka disebabkan oleh kekafiran.
Kemudian orang-orang kafir berkata kepada para Rasul agar didatangkan bukti nyata kepada mereka yang menunjukkan kebenaran bahawa para Rasul itu adalah benar-benar utusan daripada Allah Ta’ala yang diutuskan kepada mereka. Ini kerana para Rasul itu hanyalah manusia biasa seperti mereka yang makan, minum, sakit, berkeluarga dan bukannya daripada kalangan malaikat.
Ayat 11
قَالَتْ لَهُمْ رُسُلُهُمْ إِن نَّحْنُ إِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ وَلَـٰكِنَّ ٱللَّهَ يَمُنُّ عَلَىٰ مَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦ ۖ وَمَا كَانَ لَنَآ أَن نَّأْتِيَكُم بِسُلْطَـٰنٍ إِلَّا بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُؤْمِنُونَ
Rasul-rasul mereka berkata kepada mereka, “Kami ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, tetapi Allah memberikan kurnia-Nya kepada sesiapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dan tidak patut bagi kami mendatangkan suatu bukti kepada kamu melainkan dengan izin Allah. Dan hanya kepada Allah sahajalah orang-orang beriman bertawakkal.
Allah Ta’ala menjelaskan jawapan para Rasul terhadap pertanyaan mereka dalam ayat sebelum ini. Sememangnya para Rasul adalah sama seperti manusia lain, tetapi Allah Swt telah melebihkan mereka dengan mengurniakan pangkat kenabian atau kerasulan. Walau bagaimanapun mereka tidak dapat mendatangkan mukjizat kecuali dengan izin-Nya.
Kemudian para Rasul mengatakan mereka hanya melaksanakan perintah Allah Ta’ala untuk menyeru manusia agar beribadah hanya kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya. Sesungguhnya hanya kepada-Nya orang-orang beriman bertawakkal.
Ayat 12
وَمَا لَنَآ أَلَّا نَتَوَكَّلَ عَلَى ٱللَّهِ وَقَدْ هَدَىٰنَا سُبُلَنَا ۚ وَلَنَصْبِرَنَّ عَلَىٰ مَآ ءَاذَيْتُمُونَا ۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُتَوَكِّلُونَ
Mengapa kami tidak bertawakkal kepada Allah, padahal Dia telah menunjukkan jalan kepada kami dan kami sungguh akan bersabar terhadap gangguan-gangguan yang kamu lakukan kepada kami. Dan hanya kepada Allah sahajalah orang-orang yang bertawakkal itu berserah diri.”
Para Rasul menegaskan lagi penyerahan diri mereka sepenuhnya kepada Allah Ta’ala kerana hanya Dia-lah yang dapat membimbing mereka, memberikan perlindungan dan penjagaan serta menunjukkan mereka jalan yang lurus lagi terang.
Para Rasul itu juga menegaskan bahawa mereka akan terus berdakwah meskipun mereka disakiti dan seruan mereka ditolak. Mereka akan terus bersabar terhadap gangguan orang-orang kafir berupa kata-kata yang keji, sindiran dan kezaliman. Mereka hanya bertawakkal dan mengharapkan pahala daripada Allah Swt.
Tawakkal kepada Allah Swt merupakan kunci segala kebaikan. Tawakkal para Rasul merupakan tawakkal yang sempurna, kerana mereka bertawakkal hanya kepada Allah Swt dalam menegakkan agama-Nya dan menyelamatkan manusia daripada kesesatan.
Allah Swt akan melindungi para Rasul daripada kaum musyrik yang berusaha menghalang mereka menyampaikan kebenaran.
Ayat 13
وَقَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لِرُسُلِهِمْ لَنُخْرِجَنَّكُم مِّنْ أَرْضِنَآ أَوْ لَتَعُودُنَّ فِى مِلَّتِنَا ۖ فَأَوْحَىٰٓ إِلَيْهِمْ رَبُّهُمْ لَنُهْلِكَنَّ ٱلظَّـٰلِمِينَ
Orang-orang kafir berkata kepada Rasul-rasul mereka, “Kami sungguh-sungguh akan mengusir kamu dari negeri kami atau kamu kembali kepada agama kami.” Maka Rabb mereka mewahyukan kepada mereka, “Kami pasti akan membinasakan orang-orang yang zalim itu.
Allah Swt menyebutkan tentang tindakan dan layanan orang-orang kafir terhadap para Rasul yang akan terus berdakwah dalam usaha mengajak mereka mentauhidkan Allah Swt. Orang-orang kafir mengancam untuk mengusir para Rasul dari negeri mereka, sebagaimana ancaman oleh kaum Nabi Syu‘aib as kepadanya dan orang-orang yang beriman bersamanya. Firman Allah Swt:
“Pembesar-pembesar daripada kaum Syu‘aib yang menyombongkan diri berkata, ‘Sesungguhnya kami akan mengusir kamu wahai Syu‘aib dan orang-orang yang beriman bersamamu dari negeri kami, atau kamu kembali kepada agama kami…………….’”
Al-A‘raf 7:88
Kaum Nabi Lut as juga mengancam Baginda sebagaimana firman Allah Swt:
“Maka tidak lain jawapan kaumnya melainkan mengatakan, ‘Usirlah Lut berserta keluarganya dari negerimu, kerana sesungguhnya mereka itu orang-orang yang (mendakwa diri mereka) bersih.’”
An-Naml 27:56
Orang-orang musyrik Mekah juga membuat ancaman kepada Rasulullah saw sebagaimana firman Allah Swt:
“Dan sesungguhnya benar-benar mereka hampir membuatmu gelisah di negeri (Mekah) untuk mengusirmu daripadanya dan kalau terjadi demikian, nescaya sepeninggalanmu mereka tidak tinggal, melainkan sebentar sahaja.”
Al-Isra’ 17:76
Ayat 14
وَلَنُسْكِنَنَّكُمُ ٱلْأَرْضَ مِنۢ بَعْدِهِمْ ۚ ذَٰلِكَ لِمَنْ خَافَ مَقَامِى وَخَافَ وَعِيدِ
Dan Kami pasti akan menempatkan kamu di negeri-negeri itu sesudah mereka. Yang demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (akan menghadap) ke hadirat-Ku dan yang takut kepada ancaman-Ku.”
Setelah itu, Allah Ta’ala mewahyukan kepada para Rasul-Nya bahawa sesungguhnya Dia benar-benar akan membinasakan orang-orang yang zalim (musyrik) dan menempatkan para Rasul dan orang-orang mukmin di tempat itu sesudah mereka. Ini adalah sebagai hukuman terhadap tindakan mereka mengancam dan mengugut akan mengusir para Rasul. Firman-firman-Nya:
“Allah telah menetapkan, “Aku dan Rasul-rasul-Ku pasti menang.” Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.”
Al-Mujadilah 58:21
“Dan sungguh telah Kami tulis dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahawasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang soleh.”
Al-Anbiya’ 21:105
Ayat, “Yang demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (akan menghadap) ke hadirat-Ku dan yang takut kepada ancaman-Ku” bermaksud kebinasaan kaum kafir dan digantikan dengan kaum mukmin itu merupakan perkara yang pasti bagi orang-orang yang takut kepada pertemuan mereka dengan Allah Swt pada Hari Kiamat nanti.
Ayat 15
وَٱسْتَفْتَحُوا۟ وَخَابَ كُلُّ جَبَّارٍ عَنِيدٍ
Dan mereka memohon kemenangan (atas musuh-musuh mereka), dan binasalah semua orang-orang yang berlaku sewenang-wenang lagi keras kepala.
Para Rasul dan orang-orang yang beriman memohon kemenangan kepada Allah Swt terhadap musuh-musuh mereka atau meminta keputusan antara mereka dan musuh-musuh mereka sebagaimana dalam firman-Nya:
“………..Kepada Allah sahajalah kami bertawakkal. Wahai Rabb kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil) dan Engkaulah Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya.”
Al-A‘raf 7:89
Sesungguhnya pertolongan dan kemenangan pasti berpihak kepada orang-orang yang bertakwa, sedangkan kerugian, kegagalan dan kebinasaan adalah untuk orang-orang musyrik kerana mereka membangkang kebenaran.
Diriwayatkan dalam hadis sahih bahawa pada Hari Kiamat nanti Neraka Jahannam dihadapkan lalu ia memanggil seluruh makhluk dengan berkata, “Sesungguhnya aku ditugaskan untuk menyeksa setiap orang yang berlaku sewenang-wenang lagi keras kepala.”
(HR. At-Tirmizi)
Ini bermaksud rugilah orang-orang yang berlaku sewenang-wenang lagi keras kepala terhadap para Nabi yang bersungguh-sungguh berdoa kepada Allah Pemilik syurga agar memasukkan seluruh umat mereka ke dalamnya.
Dalam kitab Sahih Ibnu Kathir dinyatakan ada dua pendapat tentang maksud ayat ini:
▪️ Para Rasul meminta pertolongan kepada Rabb mereka dalam menghadapi kaum masing-masing.
▪️ Umat-umat yang membangkang para Rasul itu meminta keputusan iaitu didatangkan azab kepada diri mereka sendiri, seperti yang disebutkan dalam firman Allah Swt yang menceritakan ucapan mereka:
“Dan (ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata, ‘Ya Allah, jika betul (Al Quran) ini adalah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih.’”
Al-Anfal 8:32
Menurut Ibnu Kathir pula, ayat di atas dapat ditafsirkan dengan kedua-dua pendapat tersebut. Hal ini sama keadaannya ketika orang-orang kafir yang pernah meminta keputusan untuk diri mereka sendiri dalam peperangan Badar, iaitu agar orang-orang yang salah dihancurkan dan orang-orang yang benar (menurut sangkaan mereka) dimenangkan. Pada saat yang sama, Rasululullah saw meminta keputusan pula daripada Allah Swt untuk menang dan ternyata Baginda pun mendapat kemenangan.