Surah 10: Yunus (48 – 54)

Sikap Orang yang Mendustakan tentang Hari Kiamat

Surah 10: Yunus (48 – 54)


Ayat 48

وَيَقُولُونَ مَتَىٰ هَـٰذَا ٱلْوَعْدُ إِن كُنتُمْ صَـٰدِقِينَ

Dan mereka (yang kafir) bertanya: “Bilakah berlakunya azab yang telah dijanjikan itu, jika betul kamu orang-orang yang benar?”

Pertanyaan orang-orang musyrik tentang bilakah datangnya azab Allah Ta’ala ke atas mereka itu merupakan pertanyaan yang mengejek kepada Rasulullah saw dan pengikut-pengikutnya seolah-olah menurut penilaian mereka bahawa janji Allah Swt itu tidak akan terjadi.

Ayat 49

قُل لَّآ أَمْلِكُ لِنَفْسِى ضَرًّا وَلَا نَفْعًا إِلَّا مَا شَآءَ ٱللَّهُ ۗ لِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۚ إِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ فَلَا يَسْتَـْٔخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ

Katakanlah (wahai Muhammad): “Aku tidak berkuasa menolak mudarat dan tidak juga berkuasa mendatangkan manfaat bagi diriku kecuali apa yang dikehendaki Allah. Bagi tiap-tiap umat ada tempoh yang ditetapkan; maka apabila tempohnya, tidak dapat mereka melambatkannya sesaatpun, dan tidak dapat mereka menyegerakannya”.

Allah Ta’ala memerintahkan Rasulullah saw agar mengatakan kepada orang-orang musyrik bahawa Baginda tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan mahupun memberikan manfaat kepada dirinya melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Baginda juga tidak berkuasa untuk mempercepatkan atau pun memperlambatkan datangnya seksaan yang dijanjikan oleh Allah Swt kepada mereka. Firman-Nya:

(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu.”

Al-Jin 72:25

Allah Ta’ala juga memerintahkan Rasulullah saw mengatakan bahawa Baginda telah menyampaikan berita tentang Hari Kiamat yang pasti akan terjadi. Namun, Baginda tidak mengetahui waktu yang tepat bila terjadinya kiamat, tetapi setiap umat memiliki batas umur yang sudah ditentukan. Apabila sampai tempoh tersebut tidak ada sesiapa pun yang dapat mempercepatkan atau menangguhkannya. Firman-Nya:

“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan.”

Al-Munafiqun 63:11

Ayat 50

قُلْ أَرَءَيْتُمْ إِنْ أَتَىٰكُمْ عَذَابُهُۥ بَيَـٰتًا أَوْ نَهَارًا مَّاذَا يَسْتَعْجِلُ مِنْهُ ٱلْمُجْرِمُونَ

Katakanlah: “Sudahkah kamu nampak jalan keluar jika datang kepada kamu azab Tuhan itu, pada waktu malam atau pada waktu siang? “Azab manakah yang orang-orang berdosa itu minta disegerakan (sedang sebarang azab wajib ditakuti)?

Azab Allah Swt boleh menimpa mereka pada bila-bila masa sahaja sama ada pada waktu malam (ketika mereka sedang tidur) atau pada waktu siang (ketika mereka lalai). Adakah mereka memahami apa yang dipinta itu merupakan berita gembira atau azab buat mereka?

Ayat 51

أَثُمَّ إِذَا مَا وَقَعَ ءَامَنتُم بِهِۦٓ ۚ ءَآلْـَٔـٰنَ وَقَدْ كُنتُم بِهِۦ تَسْتَعْجِلُونَ

Patutkah (kamu mengingkari azab itu), kemudian apabila ia menimpa kamu, kamu mengakui benarnya? (Sedang pengakuan pada masa itu tidak diterima bahkan dikatakan kepada kamu): “Sekarangkah baharu kamu mengakui benarnya, padahal sebelum ini kamu telah menunjukkan keingkaran dengan meminta disegerakan kedatangannya?”

Ayat ini menceritakan tentang sikap buruk dan keji orang-orang yang ingkar terhadap Allah Ta’ala. Apabila azab telah tiba, barulah mereka mengakui kebenarannya, padahal keimanan ketika itu tidaklah berguna lagi. Firman-Nya:

“Maka tatkala mereka melihat azab Kami, mereka berkata, ’Kami beriman hanya kepada Allah sahaja, dan kami kafir kepada sembahan-sembahan yang telah kami persekutukan dengan Allah.’ Maka iman yang mereka katakan semasa melihat azab Kami, tidak berguna lagi kepada mereka, yang demikian adalah menurut “Sunnatullah” (undang-undang peraturan Allah) yang telah berlaku kepada hamba-hamba-Nya. Dan pada saat itu rugilah orang-orang yang kufur ingkar.”

Ghafir 40:84-85

Ayat 52

ثُمَّ قِيلَ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ ذُوقُوا۟ عَذَابَ ٱلْخُلْدِ هَلْ تُجْزَوْنَ إِلَّا بِمَا كُنتُمْ تَكْسِبُونَ

Kemudian dikatakan lagi kepada orang-orang yang berlaku zalim itu: “Rasakanlah azab yang kekal. Tidaklah kamu dibalas melainkan dengan apa yang kamu usahakan (di dunia)”.

Inilah ungkapan yang akan diucapkan sebagai ejekan dan celaan terhadap orang-orang musyrik pada Hari Kiamat nanti. Hal ini disebabkan oleh kekufuran dan pendustaan mereka terhadap Allah Swt ketika di dunia. Firman-Nya:

“Pada hari mereka didorong ke Neraka Jahannam dengan sekuat-kuatnya. (Dikatakan kepada mereka), ’Inilah neraka yang dahulu kamu selalu mendustakannya. Maka apakah ini sihir? Ataukah kamu tidak melihat? Masukklah kamu ke dalamnya (rasakanlah panas apinya), maka baik kamu bersabar atau tidak, sama sahaja bagimu, kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan.’”

At-Tur 52:12-16

Ayat 53

وَيَسْتَنۢبِـُٔونَكَ أَحَقٌّ هُوَ ۖ قُلْ إِى وَرَبِّىٓ إِنَّهُۥ لَحَقٌّ ۖ وَمَآ أَنتُم بِمُعْجِزِينَ

Dan mereka (yang meminta disegerakan azab) itu akan bertanya kepadamu (wahai Muhammad): “Adakah kedatangan azab yang dijanjikan itu benar? “Jawablah: “Ya, demi Tuhanku! Sesungguhnya adalah ia benar! Dan kamu tidak sekali-kali berkuasa menahan kedatangannya”.

Allah Ta’ala memerintahkan Rasulullah saw bersumpah dengan nama-Nya tentang adanya Hari Kebangkitan iaitu Kiamat. Selain ayat ini, ada dua lagi ayat yang mengandungi sumpahan yang sama seperti di atas. Ayat-ayat tersebut adalah seperti berikut:

“Dan orang-orang yang kafir berkata, “Hari Kiamat itu tidak akan datang kepada kami.” Katakanlah (wahai Muhammad), “Bahkan (tetap datang). Demi Rabbku yang mengetahui segala perkara yang ghaib, Hari Kiamat itu sesungguhnya akan datang kepada kamu……….”

Saba’ 34:3

“Orang-orang yang kafir mengatakan bahawa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah, “Memang, demi Rabbku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.”

At-Taghabun 64:7

Ayat 54

وَلَوْ أَنَّ لِكُلِّ نَفْسٍۢ ظَلَمَتْ مَا فِى ٱلْأَرْضِ لَٱفْتَدَتْ بِهِۦ ۗ وَأَسَرُّوا۟ ٱلنَّدَامَةَ لَمَّا رَأَوُا۟ ٱلْعَذَابَ ۖ وَقُضِىَ بَيْنَهُم بِٱلْقِسْطِ ۚ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ

Dan pada masa itu sekiranya tiap-tiap seorang yang berlaku zalim (kepada dirinya sendiri atau kepada orang lain) itu mempunyai segala yang ada di bumi, tentulah ia rela menebus dirinya dengan semuanya itu (dari azab yang akan menimpanya); dan mereka tetap akan merasa sesal serta kecewa manakala mereka melihat azab itu; dan Allah putuskan hukum di antara mereka dengan adil serta mereka tidak akan dianiaya dengan keputusan itu.

Allah Swt menjelaskan sebahagian daripada kesusahan dan kedahsyatan Hari Kiamat.

Pada hari itu, orang-orang yang menganiaya diri mereka iaitu yang menyekutukan Allah Ta’ala dengan tuhan-tuhan lain sangat berkeinginan untuk menebus diri mereka seandainya mereka mempunyai seluruh kekayaan yang ada di bumi. Namun pada saat itu tidak diterima lagi sebarang tebusan, maka tidak ada perlindungan bagi mereka untuk menyelamatkan diri daripada seksaan Allah Swt sedangkan pada saat itu ketika mereka menyaksikan sendiri azab yang sebenarnya, mereka berusaha menyembunyikan penyesalan. Firman-Nya:

“Supaya jangan ada orang yang mengatakan, ‘Amat besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah, sedang aku sesungguhnya termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah).’”

Az-Zumar 39:56

Penyesalan mereka itu tidak berguna lagi kerana mereka telah diberikan keputusan dengan adil. Allah Swt tidak menzalimi mereka sebaliknya merekalah yang menzalimi diri sendiri.