Dahulu Manusia adalah Umat yang Satu
Surah 10: Yunus (18 – 19)
Ayat 18
وَيَعْبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَـٰٓؤُلَآءِ شُفَعَـٰٓؤُنَا عِندَ ٱللَّهِ ۚ قُلْ أَتُنَبِّـُٔونَ ٱللَّهَ بِمَا لَا يَعْلَمُ فِى ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَلَا فِى ٱلْأَرْضِ ۚ سُبْحَـٰنَهُۥ وَتَعَـٰلَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ
Dan mereka menyembah yang lain dari Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan mudarat kepada mereka dan tidak dapat mendatangkan manfaat kepada mereka dan mereka pula berkata: “Mereka (yang kami sembah itu) ialah pemberi-pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah”. Katakanlah (wahai Muhammad): “Adakah kamu hendak memberitahu kepada Allah akan apa yang Ia tidak mengetahui adanya di langit dan di bumi (padahal Allah mengetahui segala-galanya)? Maha Suci Allah dan tertinggi keadaan-Nya dari apa yang mereka sekutukan.”
Allah Ta’ala mencela kaum musyrik yang percaya kepada-Nya namun dalam masa yang sama, mereka menyembah selain-Nya. Mereka yakin apa yang mereka sembah itu dapat memberi syafaat, sedangkan sembahan mereka itu tidak dapat memberi sedikit pun manfaat atau mudharat.
Maha Suci Allah daripada mempunyai sifat kekurangan. Amat buruklah perkataan yang keluar daripada mulut mereka. Sesungguhnya Allah Ta’ala Maha Mengetahui segala-galanya.
Ayat 19
وَمَا كَانَ ٱلنَّاسُ إِلَّآ أُمَّةً وَٰحِدَةً فَٱخْتَلَفُوا۟ ۚ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِن رَّبِّكَ لَقُضِىَ بَيْنَهُمْ فِيمَا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ
Dan (ketahuilah bahawa) manusia pada mulanya tidak memeluk melainkan agama yang satu (agama Allah), kemudian (dengan sebab menurut hawa nafsu dan Syaitan) mereka berselisihan. Dan kalau tidaklah kerana telah terdahulu Kalimah ketetapan dari Tuhanmu (untuk menangguhkan hukuman hingga hari kiamat), tentulah telah diputuskan hukuman di antara mereka (dengan segeranya di dunia) mengenai apa yang mereka perselisihkan itu.
Dahulu manusia semua dalam satu agama dan berada dalam fitrah yang bersih. Mereka beriman hanya kepada Allah Ta’ala dan tidak menyekutukan-Nya iaitu mereka berada dalam fitrah Islam dan tauhid.
Setelah manusia berselisih dalam agama dengan mengikuti hawa nafsu dan kebatilan, lalu diutuskan para Rasul, maka sebahagian mereka ada yang mengikuti Rasul tersebut dan sebahagian lain tetap dalam kesesatan. Firman Allah Swt:
“Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para Nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka kitab, iaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, kerana dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.”
Al-Baqarah 2:213