Surah 8: Al-Anfal (20 – 23)

Perintah untuk Mentaati Allah dan Rasul dalam Melaksanakan Jihad

Surah 8: Al-Anfal (20 – 23)


Ayat 20

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَلَا تَوَلَّوْا۟ عَنْهُ وَأَنتُمْ تَسْمَعُونَ

Wahai orang-orang yang beriman! Taatlah kepada Allah dan RasulNya dan janganlah kamu berpaling daripadanya, sedang kamu mendengar (Al-Quran yang mewajibkan taatnya).

Allah Ta’ala menyeru orang-orang mukmin agar mentaatiNya dan RasulNya serta dengan tegas melarang mereka meniru orang-orang kafir yang menentangNya. Maksud mentaati Allah swt dan RasulNya dalam ayat ini ialah melaksanakan jihad iaitu berjuang untuk membela agama tauhid dan meninggalkan kampung halaman serta menggunakan harta benda dan jiwa apabila diperlukan, dan melarang orang-orang mukmin berpaling daripada perintahNya, sedang pada waktu itu mereka telah mengetahui dan mendengar seruan untuk mentaati perintahNya dan membantu perjuangannya. FirmanNya:

“Sesungguhnya jawapan orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan RasulNya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan, “Kami mendengar, dan kami patuh.” Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

An-Nur 24:51

Ayat 21

وَلَا تَكُونُوا۟ كَٱلَّذِينَ قَالُوا۟ سَمِعْنَا وَهُمْ لَا يَسْمَعُونَ

Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang (kafir dan munafik) yang berkata: “Kami dengar”, padahal mereka tidak mendengar (tidak mahu menerima dan mematuhinya).

Kemudian Allah Ta’ala melarang orang-orang mukmin berkelakuan seperti orang-orang munafik apabila mendengar seruan Rasul, mereka berpura-pura seolah-olah mendengar seruan itu, tetapi sebenarnya hati mereka mengingkarinya. Maka kaum muslimin pun dilarang berbuat seperti mereka yang kelihatannya mendengar seruan Nabi saw dengan penuh perhatian padahal mereka tidak menaruh perhatian sedikit pun apalagi melaksanakannya. Bahkan sebenarnya mereka sama sekali tidak pernah mendengar. FirmanNya:

“Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkan perkataanmu sehingga apabila mereka keluar dari sisimu orang-orang berkata kepada orang yang telah diberi ilmu pengetahuan (sahabat-sahabat Nabi), “Apakah yang dikatakannya tadi?” Mereka itulah orang-orang yang dikunci mati hati mereka oleh Allah dan mengikuti hawa nafsu mereka.”

Muhammad 47:16

Ayat 22

إِنَّ شَرَّ ٱلدَّوَآبِّ عِندَ ٱللَّهِ ٱلصُّمُّ ٱلْبُكْمُ ٱلَّذِينَ لَا يَعْقِلُونَ

Sesungguhnya sejahat-jahat makhluk yang melata, pada sisi (hukum dan ketetapan) Allah, ialah orang-orang yang pekak lagi bisu, yang tidak mahu memahami sesuatupun (dengan akal fikirannya).

Kemudian dalam ayat ini Allah Ta’ala memberitahu, bahawa manusia (orang munafik) seperti ini adalah makhluk yang paling buruk dan juga termasuk orang-orang yang berperangai yang terburuk. Mereka itu tuli dan bisu untuk mendengar dan memahami kebenaran. Merekalah seburuk-buruk makhluk, sebab seluruh makhluk yang melata selain mereka, taat kepada Allah swt sesuai dengan maksud penciptaannya, sementara itu mereka (orang-orang munafik) ini apabila diperintahkan untuk beribadah, mereka kufur. Oleh itu Allah swt menyamakan mereka sebagai binatang. FirmanNya:

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi) neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka mempunyai hati tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakan untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”

Al-A’raf 7:179

Ayat 23

وَلَوْ عَلِمَ ٱللَّهُ فِيهِمْ خَيْرًا لَّأَسْمَعَهُمْ ۖ وَلَوْ أَسْمَعَهُمْ لَتَوَلَّوا۟ وَّهُم مُّعْرِضُونَ

Dan kalaulah Allah mengetahui ada kebaikan pada mereka, tentulah Ia menjadikan mereka dapat mendengar; dan kalau Allah menjadikan mereka dapat mendengar juga (dengan keadaan yang demikian), nescaya mereka tidak menerimanya sambil memalingkan diri.

Setelah itu Allah Ta’ala memberikan pernyataan terhadap orang-orang munafik bahawa andai kata mereka mempunyai kecenderungan untuk menerima iman dan harapan untuk mengikuti petunjuk yang disampaikan oleh Rasulullah saw tentulah Dia menjadikan mereka dapat mendengar.

Namun tidak ada kebaikan buat mereka kerana Allah Ta’ala Maha Mengetahui bahawa walaupun Dia memperdengarkan kepada mereka semua itu, nescaya mereka akan tetap berpaling dengan sengaja atau sebagai bentuk pengingkaran setelah mereka memahaminya.