Surah 4: An-Nisa’ (148 – 149)

Allah Tidak Menyukai Ucapan Buruk yang Diucapkan secara Terang-Terangan

Surah 4: An-Nisa’ (148 – 149)


Ayat 148

لَّا يُحِبُّ ٱللَّهُ ٱلْجَهْرَ بِٱلسُّوٓءِ مِنَ ٱلْقَوْلِ إِلَّا مَن ظُلِمَ ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا

Allah tidak suka kepada perkataan-perkataan buruk yang dikatakan dengan berterus-terang (untuk mendedahkan kejahatan orang); kecuali oleh orang yang dianiayakan. Dan (ingatlah) Allah sentiasa Mendengar, lagi Maha Mengetahui.

Ibnu Abu Talhah meriwayatkan daripada Ibnu ‘Abbas ra tentang ayat ini, bahawa Allah swt tidak menyukai seseorang mendoakan kecelakaan terhadap orang lain, kecuali jika dia dianiaya oleh orang tersebut. Maka pada ketika dia dianiayai, Allah swt memberikan rukhsah kepadanya untuk mendoakan kecelakaan terhadap orang yang berbuat aniaya terhadapnya. Namun begitu, jika orang yang teraniaya itu bersikap sabar dan tidak mendoakan kecelakaan terhadap orang yang berbuat aniaya kepadanya, maka hal ini lebih baik baginya. 

Al-Hasan Al-Basri mengatakan, “Janganlah seseorang mendoakan kecelakaan terhadap orang yang berbuat aniaya, tetapi hendaklah dia mengucapkan dalam doanya seperti ini: ‘Ya Allah, bantulah aku menghadapinya dan keluarkanlah hakku daripadanya.’” 

Menurut riwayat yang lain, Allah swt memberikan kemurahan (rukhsah) untuk mendoakan kecelakaan kepada orang yang telah berbuat aniaya kepadanya, tanpa berbuat jahat kepadanya. 

Abdul Karim ibnu Malik Al-Jazari mengatakan tentang ayat ini, “Jika seseorang mencacimu, dibolehkan kamu balas mencacinya. Namun jika seseorang berdusta terhadapmu, janganlah kamu membalasnya dengan berbuat kedustaan terhadapnya.” Allah Ta’ala berfirman: 

“Dan sesungguhnya orang-orang yang membela diri sesudah teraniaya, tidak ada suatu dosa pun atas mereka.” 

Asy-Syura 42:41 

Daripada Abu Hurairah ra bahawa Rasulullah saw bersabda: 

“Dua orang yang saling mencela, maka dosanya ditanggung oleh orang yang memulainya, selagi pihak yang teraniaya tidak melampaui batas.” 

(HR. Abu Dawud) 

Allah Maha Mendengar setiap perkataan hamba-hambaNya dan Maha Mengetahui segala perbuatan mereka. Oleh sebab itu, kita mestilah berhati-hati daripada mengucapkan kata-kata yang dapat mengundang kemurkaan dan azab Allah swt. 

Ayat 149

إِن تُبْدُوا۟ خَيْرًا أَوْ تُخْفُوهُ أَوْ تَعْفُوا۟ عَن سُوٓءٍ فَإِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَفُوًّا قَدِيرًا

Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan, atau menyembunyikannya, atau kamu memaafkan kesalahan (yang dilakukan terhadap kamu), maka sesungguhnya Allah adalah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa.

Allah swt menyatakan bahawa sekiranya hamba-hambaNya menampakkan kebaikan atau menyembunyikannya ataupun memaafkan orang yang melakukan kejahatan terhadap mereka, nescaya semua itu akan mendekatkan diri kepadaNya. Dia akan menyediakan pahala kepada mereka. 

Sesungguhnya antara sifat-sifat Allah swt adalah Dia memaafkan hamba-hambaNya walaupun Dia Maha Berkuasa untuk menyeksa mereka.